Hm.. Aku mau buat sebuah refleksi nih.. Judulnyaa..
(jeng jeng) Di Balik Kesedihan. Kenapa aku pilih judul itu, aku juga gak tau
hehe.. Oke deh gak usah banyak kata, cek it out.
DI
BALIK KESEDIHAN
Bersedih lebih baik daripada tertawa, karena muka
muram membuat hati lega (Pengkhotbah 7:3)
Bacaan : Pengkhotbah 7:1-14
Kesedihan bisa berguna bagi jiwa kita. Kesedihan
juga dapat menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri kita dan Allah. Kesedihan
membuat kita jujur dalam menilai diri sendiri, juga membuat kita merenungkan
motivasi, maksud, dan keinginan kita sendiri. Kita jadi mengenal diri sendiri,
yang dulu belum benar-benar kita kenal. Kesedihan juga menolong kita melihat
Allah karena kita belum benar- benar melihat-Nya. Yesus, manusia sempurna,
digambarkan sebagai "manusia kesedihan" yang bisa mengalami
penderitaan (Yesaya 53:5). Hal ini sulit untuk dimengerti, bahkan Anak Allah
yang menjelma menjadi manusia pun belajar dan bertumbuh melalui dukacita yang
diderita-Nya (Ibrani 5:8). Saat kita berpikir tentang penderitaan-Nya, juga perhatian-Nya
terhadap penderitaan kita, kita akan mendapat pemahaman lebih baik tentang apa
yang ingin Allah kerjakan dalam diri kita melalui dukacita yang kita alami.
Dalam kitab Pengkhotbah tertulis,"Bersedih lebih baik daripada tertawa,
karena muka muram membuat hati lega" (7:3). Mereka yang tak ingin menderita,
yang menyangkalnya, menganggap remeh, atau mencoba untuk menghilangkannya
dengan berbagai alasan, maka perasaannya takkan tajam dan sikapnya acuh tak
acuh. Mereka takkan bisa memahami diri sendiri atau orang lain dengan baik.
Jadi, aku pikir sebelum kita dipakai Allah, pertama-tama kita harus belajar
berdukacita.
So,
kita bisa lebih banyak belajar dari derita daripada tawa.. Sekian. Tuhan Yesus Membekati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar